Pada tanggal 16 Agustus 2023 (malam 17 Agustus 2023),
MA Assunniyyah dan MTs Assunniyyah merayakan Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-78 dengan mengadakan acara istighosah dan Doa bersama. Acara ini berlangsung di gedung MTs Assunniyyah yg dihadiri oleh seluruh dewan guru dan karyawan Mts dan MA Assunniyyah putra.
Kepala MA Assunniyyah, Bpk. Syaiful, M.A, memberikan sambutan pada acara tersebut. Dalam sambutannya, beliau mengajak seluruh elemen guru dan karyawan Mts dan MA Assunniyyah untuk bersyukur kepada Allah SWT atas kemerdekaan yang diperoleh 78 tahun yang lalu, sehingga saat ini bisa merasakan udara merdeka dibumi Indonesia tercinta.
Dengan bersyukur supaya menyadari bahwa udara merdeka yg dihirup adalah rahmatnya Allah, udara merdeka yg dihirup dibayar dengan keringat, tetesan air mata, bahkan darah dari para pahlawan dan syuhadak.
Makanya Sebagai bentuk terima kasih kepada para pahlawan dan syuhadak sudah sepantasnya ketika di momen HUT RI banyak banyak menghadiahkan bacaan Al-Qur’an, tahlil dan istighotsah kepada para beliau.
Kedua, mengambil teladan dari perjuangan para syuhada’ dan pahlawan bangsa.
Ketiga, Beliau mengajak kepada para hadirin agar dapat mengambil semangat juang para syuhadak dan pahlawan bangsa, perjuangan yang tak kenal lelah, perjuangan yg tanpa menyerah, perjuangan secara totalitas dan ikhlas dengan pengorbanan, dan kesabaran yang luar biasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Bpk. Saiful juga mengingatkan mengenai perjuangan KH Jauhari Zawawi, salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Beliau menyebutkan bahwa KH Jauhari Zawawi pernah mengalami kejadian menegangkan saat berjuang melawan penjajah. Dalam agresi militer 2, para pejuang Jember selatan berkumpul di Pondok Pesantren Assunniyyah.
Pondok pesantren dijadikan markas perjuangan melawan penjajah. Ketika Kecamatan Kencong dikuasai Belanda, para pejuang mulai mengatur strategi untuk memilih jalan gerilya melawan penjajah, sehingga KH. Jauhari Zawawi dan para pejuang lainnya pindah ke Dusun Kedunglangkap Desa Keraton Kec. Kencong (dalemnya KH. Nasuhah Hilal), disitulah para pejuang dibawah pimpinan KH. Jauhari Zawawi membuat pemerintahan kecamatan baru setelah mendengar Kantor Camat dan sekitarnya sudah dikuasai Belanda.
Namun di Kedunglangkap tersebut tidak berlangsung lama, karena informasi para pejuang ada di Kedunglangkap sampai ke telinga penjajah.
Ketika penjajah berusaha mengejar KH. Jauhari Zawawi ke Kedunglangkap, para pejuang berusaha lari/menghindar menuju ke daerah Jatiagung Desa Gumukmas.
Dalam salah satu kejadian, beliau berhasil lolos dari pengepungan di daerah Jatiagung dan menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Selain itu, Bpk. Saiful juga menceritakan tentang masa perjuangan KH Jauhari Zawawi melawan penjajah Belanda di Daerah perbatasan Desa Menampu dan Mayangan Kalimalang. KH Jauhari Zawawi bahkan mendirikan sebuah masjid di daerah tersebut yang bernama Masjid Baitul Amin Kalimalang Mayangan Gumukmas sampai saat ini masjid tersebut masih lestari dan dikenal sebagai peninggalan bersejarah.
Dalam mengakhiri sambutannya, Bpk. Saiful berharap agar momentum peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 ini dapat menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk meneruskan perjuangan mengisi kemerdekaan dengan cara menyebarkan ilmu pengetahuan, mengingat perjuangan muassis Pondok Pesantren Assunniyyah dijalan ilmu.
Dengan demikian, semangat perjuangan akan terus hidup dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa, negara dan agama..